Rabu, 16 Januari 2013

Tulisan Takdir

Ayah, begitu banyak cerita yang telah kita ciptakan bersama, banyak kenangan indah yang sekarang hanya bisa diambil hikmahnya saja.
Ayah, aku takut ketika kau marah padaku . Tapi aku sadar itu semua demi kebaikanku, karena marahmu untuk mendidikku, marah untuk menyampaikan kekecewaan atas sikapku .
Ayah, kini aku telah beranjak dewasa, aku bukan lagi gadis kecil yang manja yang selalu merengek dikala aku butuh sesuatu bahkan merajuk saat kemauanku  tak dituruti .
Namun sayang waktumu singkat disini ..
Ayah,duka itu datang tak terbayangkan bagaikan mimpi, kepergian tu sangatlah nyata kita memang terpisah. Siklus waktupun telah mengajarkan sang mentaripun terbit dan tenggelam .
Ayah
, kepergian itu menusuk hati dan menembus jiwa tapi derai airmata takkan memuatmu bahagia disana .
Ketika TULISAN TAKDIR berkata , tak ada satu tanganpun yang mampu menghapus warna tintanya .
Ayah,masih tergambar dalam benakku ketika engkau memanggilku dengan sentuhan kata 'sayang' masih terdengar ditelingaku ketika engkau memanggilku 'malaikat kecil' masih kuingat ketika engkau memeluk dan tenangkanku dalam keresahan .
Harum cerita lalu usam terlewati tak mengerti kisah ini berakhir, mengenangmu adalah kehangatan bagiku . kembali bersamamu akankah ada ?

sungguh beruntung aku memiliki seorang ayah sepertimu walaupun masa kecilku sangat sebentar bersamamu ..
Ayah, dulukau bercerita tentang banyak kisah teladan, berharap aku dapat mengambil pelajaran dari itu semu, aku yakin, aku bisa melewati semua yang disebut dengan jalan menuju masa depan. Semoga semua yang menjadi rintangan dapat aku selesaikan .
Terkadang, bukan kenangan buruk yang membuatku bersedih, tapi kenangan indah yang aku tau itu takkan pernah terulang kembali .

Ayah, betapa aku ingin mengatakan aku begitu menghormati menyayangi dan mencintaimu walau hanya lewat tulisan ini. Semoga kelak kita berkumpul di jannah-Nya Amin :)

4 komentar: